Fakta Bersuara, Jakarta - - Diusir Banser NU Pamekasan hingga dituduh seorang wahabi, Ustaz Hanan Attaki angkat bicara.
Dirinya membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
Sebab, walaupun dirinya bukan merupakan seorang Nahdlatul Ulama (NU) struktural, dirinya tumbuh besar di lingkungan Nahdlatul Ulama.
Hal tersebut disampaikan Ustaz Hanan Attaki lewat Channel YouTube miliknya @hananattaki pada Kamis (16/2/2023).
"Tuduhan yang lain adalah saya dikatakan gembong wahabi, saya tumbuh dan besar dalam lingkungan kultur, kalau di Aceh itu istilahnya Salafiyah, Salafiyah itu kalau di Jawa itu namanya NU-Aswaja, orang Aceh nyebutnya Salafiyah," jelas Ustaz Hanan Attaki.
"Saya menikah dengan perempuan, (lukusan) Al Azhar juga dari Tuban, Jawa Timur, keluarga Kiyai," tambahnya.
Bahkan, lanjutnya, Keluarga Besar Ustaz Hanan Attaki, Haneen Akira merupakan para ulama NU.
Kakek buyut istri Ustaz Hanan Attaki, yakni Kiyai Husein diungkapkannya merupakan pendiri NU Cabang Tuban.
Beliau katanya memiliki Pondok Pesantren Tahfidz Al Quran pertama di Tuban bernama Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah.
Pondok pesantren itu masih berdiri hingga saat ini di Jalan Raya Jenu Nomor 107 Tuban, Jawa Timur.
"Keluarga besar saya di Tuban itu keluarga Kiyai semua, Kiyai NU tulen. Bahkan, kakek buyut istri saya itu pendiri organisasi NU Cabang Tuban pada masanya, pertama kali ada NU di Tuban itu salah satu pendirinya adalah kakek buyut istri saya, beliau adalah Kiyai Husein," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Kita nyebutnya Mbah Husein ya yang punya Pondok Pesantren pertama juga untuk Tahfidz Al Quran pertama di Tuban, namanya Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah (Jalan Raya Jenu Nomor 107 Tuban, Jawa Timur), itu adalah kakek buyutnya istri saya," jelasnya.
Tak hanya itu, Hanan Attaki juga menjelaskan Mertuanya merupakan pengurus Masjid NU, yakni Masjid Maulana Asmorokondi Palang Tuban, Jawa Timur.
Oleh karena itu, dalam sejumlah kegiatan, dirinya ikut serta dalam acara yang digelar NU.
Di antaranya, mengisi ceramah dalam Maulid Nabi Muhammad di Kawasan Palang dan Asmorokondi Tuban serta sedekah laut.
"Mertua saya, pengurus mesjid Maulana Asmorokondi Palang Tuban, itu juga mesjid NU, dan saya berapa kali mengisi di kawasan Palang Tuban, kawasan Asmorokondi, termasuk acara Sedekah Laut, saya ceramah di sana dalam rangka Maulidan, Sedekah Laut memberikan motivasi kepada anak-anak muda di sana," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
Selanjutnya, Ustaz Hanan Attaki mengaku menjadi penggagas dalam pendirian sekolah NU terbesar di Tuban, yakni Bina Anak Saleh.
Ketika itu, dirinya diamanatkan menjadi Kepala Sekolah oleh mantan Bupati Tuban periode 2011-2016, yakni KH Fathul Huda.
"Ikut mendirikan-mengkonsep sekolah dengan warna NU tulen di Tuban, rupanya sekarang menjadi sekolah terbesar di Tuban, namanya Bina Anak Saleh yang punyanya adalah mantan Bupati Tuban, yaitu Pak Fuda, saya kenal dekat dengan beliau, saya dulu awal sekolah itu berdiri saya ikut mengkonsep dari awal, saya jadi Kepala Sekolahnya dan itu sekolah NU," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Jadi walaupun saya bukan NU struktural, tapi saya tumbuh dengan keluarga besar NU, saya punya sahabat Muhammadiyah, punya keluarga sebagian Muhammadiyah, sahabat persis, saya berteman dengan siapapun, bahkan saya punya beberapa sahabat yang non muslim juga, kita diskusi biasa, saling menghargai," jelasnya.
Ustaz Hanan Attaki Maafkan Pihak yang Menyebutnya Murtad
Sosok Ustaz Hanan Attaki kini tengah disoroti masyarakat pasca viralnya video penolakan ketika dirinya menghadiri pengajian di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura pada Minggu (12/2/2023).
Ketika itu, Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Maltuful Anam bersama Banser NU Pamekasan membubarkan pengajian yang dihadiri oleh Ustaz Hanan Attaki.
Dirinya beralasan kehadiran Ustaz Hanan Attaki dapat mempengaruhi umat Islam di Pamekasan.
"Kita telah menunjukkan saat ini bahwasanya kita tidak pernah berada di pihak yang salah, kita selalu berada di pihak yang selalu menjaga kesatuan dan menjaga kerukunan, menjaga persatuan, terutama antar umat Islam, karena sesama umat Islam kita bersaudara," paparnya usai melakukan pembubaran.
"Akan tetapi ini kita anggap, seseorang ini kita anggap sebagai benalu di dalam tubuh kita, mengapa? Karena jika kita biarkan dan tentu banyak yang mengikuti dan kita tidak mendudukan bahwasanya yang dikatakan ustaz itu salah, maka kita yang akan bertanggung jawab," jelasnya.
Penolakan yang dilakukan ribuan anggota Banser NU Pamekasan itu pun menuai beragam komentar.
Dalam narasi yang beredar, penolakan terhadap Ustaz Hanan Attaki dipicu beberapa permasalahan.
Satu di antaranya adalah ketika Ustaz Hanan Attaki salah memilih diksi hingga menyebut 'Musa adalah preman para nabi' dalam ceramahnya pada tahun 2019.
Ketika itu, dirinya bahkan dicap sebagai seorang murtad, yakni meninggalkan atau keluar dari agama Islam dan memeluk agama lain.
Alasannya karena kajian yang disampaikan Ustaz Hanan Attaki dinilai telah melenceng dari ajaran Islam.
Satu di antaranya adalah ketika Ustaz Hanan Attaki salah memilih diksi hingga menyebut 'Musa adalah preman para nabi' dalam ceramahnya pada tahun 2019.
Atas hal tersebut, dirinya menyampaikan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza yang berarti semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik.
Selain itu, dirinya beristigfar atas kekeliruan dan kesalahan yang terjadi.
"Untuk itu saya mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza kepada temen-temen semuanya dan Astaghfirullahaladzim atas kesalahan ini, mohon maaf atas kesalahpahaman ini," jelasnya.
Dirinya berharap kesalahanpahaman tersebut tidak melebar, termasuk tuduhan dirinya telah murtad.
"Mohon maaf atas kesalahpahaman ini dan mudah-mudahan ini tidak melebar ke mana-mana, sampai ada yang menuduh bahwa ini salah satu saya sudah murtad dalam agama, Naudzubillah min dzalik," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Karena memang murtad itu bukan sesuatu yang mudah untuk menuduhkan kepada orang lain, ada banyak sekali syarat-syarat yang harus kita perhatikan, harus kita lengkapi untuk bisa mengatakan seseorang murtad," paparnya.
Terkait hal tersebut, dirinya berdoa kepada Allah SWT dapat memaafkan semua kekeliruan yang diperbuatnya ataupun semua pihak yang menuduhnya murtad.
Dirinya berharap peristiwa yang terjadi dapat menjadi pelajaran bagi sseluruh pihak.
"Mudah-mudahan Allah memaafkan semua kekeliruan kita, baik saya, baik temen-temen yang mungkin emosional karena saking semangatnya membela para nabi dan kita semuanya mencintai para nabi dan kita semuanya mencintai para anbiya," jelas Ustaz Hanan Attaki.
"Saya pikir ini adalah kesalahpahaman, kesalahan saya adalah memilih diksi dan mungkin, mudah-mudahan ini bisa jadi pembelajaran buat kita semuanya, saya maafin buat temen-temen dengan tuduhan-tuduhan, mungkin tidak lagi kontekstual, tapi Insya Allah ini menjadi kebaikan," jelasnya di akhir tayangan.
Video penolakan Ustaz Hanan Attaki di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura pada Minggu (12/2/2023) viral di media sosial.
Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Maltuful Anam mengaku telah berhasil membubarkan pengajian yang dihadiri oleh Ustaz Hanan Attaki.
Penolakan yang dilakukan ribuan anggota Banser NU Pamekasan itu pun ditanggapi masyarakat.
Sebagian besar menolak adanya insiden tersebut, namun banyak yang sependapat dan mendukung langkah Banser NU Pamekasan.
Dalam narasi yang beredar, penolakan terhadap Ustaz Hanan Attaki dipicu beberapa permasalahan.
Satu di antaranya adalah ketika Ustaz Hanan Attaki salah memilih diksi hingga menyebut 'Musa adalah preman para nabi' dalam ceramahnya pada tahun 2019.
Atas kesalahan tersebut, Ustaz Hanan Attaki secara terbuka telah meminta maaf lewat media sosialnya.
Permintaan maaf itu pun diposting kembali oleh akun @GojekMilitan.
Dalam video yang beredar, Ustaz Hanan Attaki menyampaikan permintaan maafnya atas kesalahan yang diperbuat.
Dirinya mengaku keliru dan tidak bermaksud menghina nabi Musa.
"Saya ingin ngucapin terima kasih buat semua temen-temen atas nasehat dan sarannya yang berkaitan dengan diksi dalam ceramah saya, salah satunya adalah kata-kata 'Musa sebagai premannya nabi'. Saya renungkan sebagai kekeliruan dalam memilih diksi, tapi tidak ada sedikitpun unsur kesengajaan untuk menghina ataupun mencela Nabi Musa Alaihissalam dan para anbiya," ujarnya.
Diksi 'preman' yang ditujukannya kepada Nabi Musa dijelaskannya untuk menggambarkan kekuatan fisik dan tenaga yang dimiliki Nabi Musa.
Bukan imej negatif dari istilah Preman yang digunakannya.
"Karena kalau kita mendengar kalimat itu secara lebih panjang atau lebih lengkap, jelas saya di situ saya sedang berbicara tentang kehebatan Nabi Musa dari sisi tenaga atau fisiknya, hanya saya keliru memilih istilah preman yang tadi saya pikir-yang tadi saya anggap istilah itu adalah istilah untuk kekuatan fisik, bukan lebih kepada imej moralnya," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
Atas hal tersebut, dirinya menyampaikan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza yang berarti semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik.
Selain itu, dirinya beristigfar atas kekeliruan dan kesalahan yang terjadi.
"Untuk itu saya mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza kepada temen-temen semuanya dan Astaghfirullahaladzim atas kesalahan ini, mohon maaf atas kesalahpahaman ini," jelasnya.
Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Maltuful Anam angkat bicara soal penolakan Ustaz Hanan Attaki di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura pada Minggu (12/2/2023).
Dirinya mengakui adanya insiden antara jemaah Ustaz Hanan Attaki dengan Banser NU.
Namun, keributan yang terjadi sesaat Ustaz Hanan Attaki berceramah itu akhirnya berhasil diredam.
Tidak ada anggota Banser NU yang terluka dalam insiden tersebut.
"Sahabat-sahabat sekalian, kita tadi, kejadian di lapangan, karena pihak keamanan berlapis, kita melihat dan saya sebagai Ketua Anshor juga memikirkan sahabat-sahabat semua apabila kita merangsek masuk dan kita memaksa untuk mengangkat kaki tidak naik misalnya ke panggung, maka kita akan berhadapan dengan Kepolisian," ungkap Maltuful Anam.
"Sempat terjadi sedikit insiden dan saya melihat sangat tidak tega, tapi Alhamdulillah massa kita dari kader-kader kita terkendali dengan baik dan kondusif Alhamdulillah tidak ada yang terluka," jelasnya.
Lewat upaya pemaksaan, Banser NU akhirnya berhasil membubarkan pengajian yang dihadiri oleh Ustaz Hanan Attaki.
Pengajian pun ditegaskannya tidak digelar sampai selesai.
"Dan akhirnya walau Hanan Ataki datang, tapi dengan difasilitasi oleh beberapa masyayikh (para ulama), dan tentunya oleh aparat Kepolisian dan aparat TNI, kita bisa menembus masuk ke dalam, pengajian tidak sampai selesai," jelasnya.
Oleh karena itu, dirinya berterima kasih kepada para pihak, khususnya aparat keamanan dan para ulama yang mendukung Banser NU.
"Terima kasih banyak kepada para pengaman, kepada para masyayikh, kepada semua yang telah mendukung kita," jelas Maltuful Anam.
"Kita telah menunjukkan saat ini bahwasanya kita tidak pernah berada di pihak yang salah, kita selalu berada di pihak yang selalu menjaga kesatuan dan menjaga kerukunan, menjaga persatuan, terutama antar umat Islam, karena sesama umat Islam kita bersaudara," paparnya.
"Akan tetapi ini kita anggap, seseorang ini kita anggap sebagai benalu di dalam tubuh kita, mengapa? Karena jika kita biarkan dan tentu banyak yang mengikuti dan kita tidak mendudukan bahwasanya yang dikatakan ustaz itu salah, maka kita yang akan bertanggung jawab," jelasnya.
Pengajian Tetap Berlangsung
Berbeda dengan pernyataan Maltuful Anam, sebuah video yang merekam momen di area dalam Masjid Al-Muttaqien tersebar luas di media sosial.
Dalam video yang diunggah Hisyam Mochtar lewat akun twitter @HisyamMochtar itu terlihat suasana pengajian yang dihadiri Ustaz Hanan Attaki sangat meriah.
Salawat Nabi Muhammad terdengar dikumandangkan ratusan jemaah yang memadati seluruh area masjid.
"Acara pengajiannya akhirnya tetap jalan dengan pengamanan ketat laskar Sakerah Madura. Sebenarnya mereka itu cuma gede bacot doang...," tulis Hisyam Mochtar.
Diberitakan sebelumnya, sebuah video dengan narasi massa menolak kedatangan Ustadz Hanan Attaki untuk ceramah di Pamekasan, Madura, Jawa Timur viral di media sosial.
Dalam video yang beredar di media sosial, tampak massa yang menyerukan kata "revolusi".
Massa yang datang ini pun mengenakan seragam Banser NU.
"Penolakan Ustadz Hanan Attaqi ceramah di Gerbang Salam," tulis keterangan dalam video.
Dilansir dari Tribunmadura.com, insiden itu terjadi di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura pada Minggu (12/2/2023).
Ustadz Hanan Ataki mendapat penolakan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pemekasan.
Hal itu pun dibenarkan oleh Ketua PCNU Pemkasan, Kiai Taufik Hasyim.
Menurutnya, penolakan itu berangkat dari keresahan masyarakat sekitar masjid yang akan didatangi oleh Hanan Ataki.
Karena kedatangan Hanan Ataki dinilai dapat memecah suasana kerukunan dan kekeluargaan yang telah berjalan baik.
Hanan Ataki juga sempat ditolak untuk ceramah di beberapa kota di Jawa Timur.
Yaitu di Kabupaten Sumenep, Jember, Gresik dan lainnya.
"Kami harap panitia bisa tahu diri dan tidak memaksakan kehadiran ustaz ini. Melihat perkembangan di masyarakat, khususnya masyarakat Desa Laden, setelah saya menerima laporan dari tokoh di sana,” kata Kiai Taufik Hasyim.
Sumber : Tribun