FaktaBersuara, Jakarta -- Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto menganggap PDIP bakal kehilangan pamor jika bergabung dalam koalisi besar yang tengah dirancang sejumlah partai politik.
"Kalau PDI Perjuangan masuk, hanya dapat Cawapres, pamornya hilang," ujar Sugeng kepada CNN Indonesia di Semarang, Kamis (13/4).
Sugeng juga menyebut koalisi besar mulai mengerucut ke sosok Prabowo Subianto untuk diusung sebagai capres. Menurutnya, Presiden Jokowi pun telah menunjukkan sikap mendukung.
Oleh karena itu, PDIP hanya akan kebagian cawapres. Itupun jika direstui partai-partai politik lain yang berada dalam koalisi besar.
"Kita lihat sekarang di Koalisi Partai Besar, semuanya mengarah ke nama Pak Prabowo sebagai Capres yang juga sudah di-endorse Pak Jokowi. Terus cawapresnya siapa, padahal di situ banyak Ketua Umum Parpol yang ingin juga," kata Sugeng.
Sugeng sebenarnya berharap Pilpres 2024 diikuti lebih banyak calon. Dengan partai politik yang ada saat ini, dia mengatakan bisa ada empat pasang capres-cawapres yang didaftarkan partai-partai politik.
Misalnya oleh Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP), Koalisi Indonesia Raya (Gerindra, PKB), Koalisi Perubahan (Demokrat, NasDem, PKS) serta PDIP.
PDIP bisa mengusung capres-cawapres tanpa harus berkoalisi karena telah memiliki 20 persen kursi DPR sebagai syarat mendaftarkan pasangan capres-cawapres ke KPU.
"Sebaiknya adalah lebih dari 2 pasangan, diawal ini, bisa 3, bisa 4, dan secara proporsional bisa kok 4 itu," ucap Sugeng.
Menurutnya, lebih banyak paslon yang berkontestasi cenderung ideal karena masyarakat punya pilihan yang beragam. Dia tidak sepakat dengan anggapan dua pasang calon lebih baik karena efisien.
"Ada yang mengatakan lho itukan jauh lebih efisien, tidak mengulang ulang. Toh akhirnya kita harus memilih siapapun adalah yang akan menjadi pemenang," kata Sugeng.
"Boleh boleh saja, tapi bagaimana agar tidak menggumpal, sejak awal saya kira ada baiknya kalau lebih dari 2 pasangan," sambungnya.
Sumber:cnnindonesia.com