FaktaBersuara, Jakarta - Legislator Fraksi Gerindra Habiburokhman menyoroti infrastruktur di Kota Baru, Lampung, yang diperbincangkan publik lantaran tak sesuai dengan harapan. Habiburokhman menyebut banyak warga yang mengeluhkan jalanan rusak di wilayah Lampung.
"Saya kebetulan berasal dari Lampung dan hampir tiap bulan pulang kampung. Soal mangkraknya pembangunan Kota Baru memang menjadi pembicaraan warga," kata Habiburokhman kepada, Jumat (14/4/2923).
Anggota Komisi III DPR RI menyebut infrastruktur pembangunan di Kota Baru tak terlihat signifikan perkembangannya. Apalagi di lokasi itu, sesungguhnya akan menjadi lokasi pusat pemerintahan baru Provinsi Lampung.
"Memang tidak terlalu terlihat pembangunan infrastruktur pendukung jika Kota Baru akan dijadikan lokasi pusat pemerintahan baru provinsi Lampung dan Kota Bandar Lampung," tuturnya.
Habiburohkman menyoroti kondisi jalan di sekitar yang rusak. Padahal, lanjut dia, Kota Baru merupakan wajah Kota Bandar Lampung.
"Yang paling banyak dikeluhkan adalah jalan yang nyaris tidak pernah bagus di posisi keluar pintu tol sampai dengan lokasi dan juga di sekitarnya. Padahal setelah adanya jalan tol, dapat dikatakan bahwa Kota Baru adalah serambi depan kota Bandar Lampung," ujar Habiburokhman.
Waketum Partai Gerindra ini mengaku malu dengan kondisi tersebut, apalagi saat anggota DPR RI kunjungan kerja ke sana. Habiburokhman meminta Pemprov Lampung terlihat untuk memperhatikan hal tersebut.
"Jalan paling parah, kita malu kalau kunker ke Lampung sama kawan-kawan DPR, jalan Ibu Kota provinsi seperti jalan level kecamatan. Pemprov dan semua stakeholder harus maksimal atensi soal ini," tegasnya.
Seorang pria bernama Bima Yudho Saputro sebalumnya ramai dibahas di media sosial setelah mengkritik pedas Pemerintah Provinsi Lampung atas kondisi pembangunan yang dikatakan tidak maju. Salah satu yang disoroti olehnya yakni Pembangun Mega Proyek Kota Baru yang menghabiskan anggaran mencapai triliunan rupiah.
Menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam dengan menggunakan sepeda motor dari Bandar Lampung. Tim detikSumut tidak bisa memacu kendaraan dengan cepat, hal ini dikarenakan kondisi jalan yang rusak parah.
Setibanya di Kompleks Kota Baru yang dibangun di atas lahan 1.308 hektare itu, detikSumut disambut dengan gapura berornamen khas Lampung. Pada bagian gapura itu dicat berwarna merah tampak pudar dengan banyak rerumputan di sekitarnya.
Kondisi jalan yang rusak tak hanya berada di jalan menuju Kota Baru, detikSumut yang berkeliling di kompleks tersebut pun banyak menemukan jalan yang rusak.
Di banyak bangunan pada proyek Kota Baru yang diinisiasi oleh Gubernur Syachrudin ZP pada tahun 2012 yang menelan anggaran daerah Rp 1,2 Triliun ini, tampak banyak kerusakan.
Tim detikSumut yang mendatangi satu persatu bangunan di kompleks tersebut melihat banyak kerusakan pada bangunan, mulai dari lantai yang sudah hancur, kaca yang pecah serta beberapa bangunan atap gedung yang roboh.
Di banyak gedung yang kosong ini juga banyak ditemukan botol-botol miras serta alat kontrasepsi. Pada banyak tembok gedung juga banyak coretan vandalisme. Pembangunan Kota Baru sendiri awalnya direncanakan untuk menjadi Kompleks Pemerintahan Provinsi Lampung.