Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

TERBARU : Dua Warga Magelang Ini Diyakini Jadi Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara

Minggu, 09 April 2023 | April 09, 2023 WIB Last Updated 2023-04-09T05:13:37Z

  FaktaBersuara -- Kisah tragedi pembunuhan korban Mbah Slamet Tohari, dukun pengganda uang Banjarnegara maut terus bergulir.

Terbaru Theresia Dewi dan anaknya Okta Ali Abrianto dari Magelang  yang keduanya diduga menjadi korban pembunuhan berantai oleh Slamet Tohari atau Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara.

Cerita ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia dan memunculkan banyak pertanyaan tentang praktik dukun penggandaan uang.

Sebelum menghilang, Theresia sempat berkomunikasi dengan kakaknya dan menyebut sedang dalam perjalanan ke Banjarnegara untuk mengambil uang yang telah dicairkan.


Namun, setelah itu tidak ada kabar lagi dari keduanya. Keluarga mereka kemudian melapor ke polisi dan mencari tahu keberadaan Theresia dan Okta.

Jadi dua orang warga Desa Bulurejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diduga menjadi korban kekejaman dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Slamet Tohari alias Mbah Slamet.

Keduanya adalah Theresia Dewi (47) dan anaknya, Okta Ali Abrianto (31), yang dinyatakan hilang oleh keluarganya sejak November 2021 lalu.

Theresia dan Okta adalah ibu dan anak kandung. Kakak kandung Theresia, Yusuf Edi Gunawan (64) menceritakan, Theresia dan Okta pamit kepada keluarga untuk pergi di Salatiga pada pertengahan 2021.

"Mereka di Salatiga sekitar seminggu. Terus salah satu menantunya telepon saya (memberi kabar) kalau ibunya sudah nggak pulang seminggu. Saya minta dia untuk nunggu seminggu lagi," kata Yusuf, kepada wartawan di rumahnya di Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Sabtu (8/4/2023).

Saat pamit ke Salatiga, mereka mengaku ada pekerjaan dan akan melanjutkan perjalanan ke Banjarnegara untuk mengambil uang.

Saat itu, Okta pamit kepada ke salah satu adik tirinya, Claudy.

Namun, sejak itu keluarga tidak bisa lagi menghubungi Theresia maupun Okta. Upaya pencarian sudah dilakukan tapi tidak berhasil.

“Saya cari informasi ke mana-mana kayak hilang ditelan bumi. Sampai Claudy (anak Theresia) di sini (di rumah Yusuf) 6 bulan.

Theresia dengan bapaknya Claudy itu kan sudah cerai. Terus Lebaran setahun lalu, saya antar ke bapaknya (Jogja),” tuturnya.

Setelah ada kejadian di Banjarnegara, Yusuf meyakini bahwa Theresia dan Okta menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet.

Dia pun terus memantau setiap perkembangan kasus tersebut.

"Kami terus memantau jika ada nama Theresia Dewi dan Okta dalam daftar nama korban Mbah Slamet," ucap Yusuf.

“Okta itu sama ibunya, ibunya kemana-mana pasti diantar. Saya curiga, kalau masih hidup, pasti hubungi anaknya. Perkiraan saya setelah pergi (dari Salatiga), sudah dibunuh,” sambung Yusuf.

Keluarga maupun kerabat dekat Theresia dan Okta, termasuk Yusuf dan mantan suami Theresia, sudah diambil sampel DNA oleh petugas di Banjarnegara.

“(keyakinan) Ya karena barang buktinya sudah identik. Meski hanya tinggal tulang belulang, sudah identik. Saya lihat jamnya adik saya,” katanya sambil berkaca-kaca.

Yusuf menuturkan, adiknya merupakan kontraktor, demikian keponakannya, Okta.

Rencananya, setelah jenazah diperbolehkan dibawa pulang, nantinya akan dimakamkan di TPU Giriloyo Kota Magelang.

Yusuf menyebutkan, Theresia dan Okta saat berangkat menuju Banjarnegara tersebut naik mobil Honda Mobillio. Okta memakai jaket beratribut ormas Pemuda Pancasila (PP).


 Sumber: Tribunnews.com

×
Berita Terbaru Update